Skip to main content

Posts

Showing posts from September, 2017

Bengis

janji suram... wajah rakyatmu muram... wajah yang pasrah tuk terjun dijurang nan curam... tak bisa bicara dan terus dipaksa bungkam... pandangan serta tetes mutiara bening tertuju pada asap dan api didepan hingga asap menutup dan kelam... berharap kau sudah tersadar? jabatan buatmu tertidur dan ingkar... lihatlah-lihat, para rakyat kecil krisis kepercayaan dan saling balas berbuat kasar... mereka tak tahu lagi dimana harus berteduh dan bersandar... para pedagang seperti enggan tuk berdagang... para pekerja mau tak mau harus bekerja... dan mereka yang mengais rejeki dengan gerobakpun tertunduk menangisi puing gerobaknya... aku berjalan disebuah lintasan rel kereta yang jalan tembusnya sebentar lagi akan tertutup beton... terlalu banyak kenangan akan jalan yang akan ditutup beton itu... dari ku kecil hingga kini aku mempunyai buah hati yang aku kasihi... kasihan para penganggur... lahannya digusur... hingga tak ada lagi penghasilan setengah h

*Rona cinta diseluruh dunia*

Ketika seseorang menuliskan sebuah kata-kata yang tertuang dari hati, walau dalam keadaan burukpun dia akan menghasilkan sesuatu yang indah, ketahuilah, bahwa hati itu adalah keindahannya. Mungkin jiwa seseorang akan tertahan dari rantai hidup jikalau terjepit nyata, walau terlihat diam, tapi dia selalu ada keinginan tuk ungkapkan sesuatu yang pasti akan menyakiti mereka yang dicintainya, lalu dia pun tak mau hal itu terjadi dan lebih baik memilih diam. "wahai jiwa-jiwa yang terluka, sesungguhnya kamu adalah kesabaran karena taqwamu kepada Pencipta-mu." Seseorang yang gemar menyakiti adalah mereka yang takut akan berkembangnya cinta kasih, hingga rona cinta itu akhirnya mengarungi seluruh dunia, dan mereka yang gemar menyakiti pun seperti jasad tanpa ruh namun bergerak sendiri bagai mayat hidup. Jika kamu dibenci oleh seseorang, maka dekatilah dia, katakan kepadanya," akupun sangat membenci apa yang kamu benci!"... maka akan kamu dapati pada hati

Dalam sebuah perjalanan di Gunung Papandayan Ba'da kelar SMA 1997' silam. :). mengenang Alm.Darwin

*Ext.Pagi Dinihari jam 02:30 Dinihari di Terminal Garut. kami berlima turun dari Bis yang mengantar kami dari terminal Kampung Rambutan dari sejak sore hingga sampai ke Terminal Garut pagi-pagi buta Pukul 02:30, aku Erick Maulana, my best friends Darwin (alm), Aphet Trujillo, Keke, dan sikampret Aco Macho, turun dengan wajah masih setengah sadar karena mengantuk. ketika didepan terminal seperti biasa kami mengecek alat-alat bawaan, Aco Macho tampak celingukan lalu memandang Keke. Aco Macho: " (memandang Keke) Ke, gitar udeh dibawa belum?" Keke: " Oh iye, Co, gw lupa beneran dehc!" Aco Macho: "(sambil nyengir cengengesan) si beg* :D , gitar pake acara ketinggalan diBis, (sambil berdiri memandang Bis yang baru diparkir) ayo, Ke... kita ambil ke bis! Erick Maulana: " (nyengir) tau luh, Ke... gitar abang gw tuh, gw minjem sama die ampe matanya melotot, tapi akhirnye dipinjemin juga tuh gitar, ambil cepetan, Ke, Co!" Aphet Tru