janji suram... wajah rakyatmu muram... wajah yang pasrah tuk terjun dijurang nan curam... tak bisa bicara dan terus dipaksa bungkam... pandangan serta tetes mutiara bening tertuju pada asap dan api didepan hingga asap menutup dan kelam... berharap kau sudah tersadar? jabatan buatmu tertidur dan ingkar... lihatlah-lihat, para rakyat kecil krisis kepercayaan dan saling balas berbuat kasar... mereka tak tahu lagi dimana harus berteduh dan bersandar... para pedagang seperti enggan tuk berdagang... para pekerja mau tak mau harus bekerja... dan mereka yang mengais rejeki dengan gerobakpun tertunduk menangisi puing gerobaknya... aku berjalan disebuah lintasan rel kereta yang jalan tembusnya sebentar lagi akan tertutup beton... terlalu banyak kenangan akan jalan yang akan ditutup beton itu... dari ku kecil hingga kini aku mempunyai buah hati yang aku kasihi... kasihan para penganggur... lahannya digusur... hingga tak ada lagi penghasilan setengah h
Catatan seorang anak manusia yang berteman kopi beratap langit