Skip to main content

Posts

Showing posts from December, 2019

# sunyi #

Didepan api unggun aku duduk merenung... entah menikmati alam dikaki pegunungan yang dingin atau menyesali sesuatu! dan hanya dingin saja yang kurasa saat itu... kemarahan... penyesalan... seakan buntu tersapu kabut yang menguasai pikiran... cinta membuatku resah... karena diri ini selalu melampaui batas ego diantara kedua sisi. iya.. bimbanglah yang menguasai diri...! bersandar pada angan tiada apapun yang nyata... mengadu pada malam hanya angin berdesir merasuk kedalam pori dan buatku semakin menggigil dingin... aku biarkan suara yang syahdu berputar disekeliling pikiranku... aku cinta, namun aku benci akan perasaan di diri ini... beberapa kali kucoba mengakhiri kisah yang awalnya ku ukir indah... berkali-kali jua mahluk yang berjasad berjiwa yang berhati kusakiti... suratan takdir yang semu... namun harus ku syukuri... karena dari semua kisah itu, akupun kan terus merasa sendiri... ataupun suatu saat nanti cinta sejati itu be

Takdir Kupu-kupu

betapa besar kebahagiaan yang dapat menimpa mahluk... siapa yang menikmati kesenangan dengan kebebasan - dengan kebebasan... dan jadilah tuan dari semua karya alam... memerintah diudara dari bumi ke Syurga tertinggi... untuk memberi makan bunga dan gulma yang tampak mulia... dan mengambil apapun yang menyenangkan mata... Kupu-kupu diketinggian itu akan terus mengikuti dimanapun arah angin berhembus... Yang konstan hanyalah cinta sejatinya untuk alam dan Sang Kreator Sejati yg selalu menjamahnya penuh kasih sayang... Ketika malam tiba, maka tertidur lelap ia terbius oleh bunga mimpi indah didalam keindahan hidup nyatanya.

*jelita jingga*

" Wahai jalan yang terjal, sudikah kamu kuinjak dan kutiduri bagai bantal, jangan kau memaki aku hingga terjatuh dalam peristiwa yang fatal, bukankah aku ini tamumu wahai jalan setapak yang kuinjak dengan sendal... sentuhlah aku dengan kesejukan serta indahmu hingga rasa ikhlas ini tak batal..." " hai angin dingin, kau rasuki poriku hingga melupakan aku tuk ungkapkan kata cinta jadi tak ingin, apakah harus naif diri ini menyimpan segala rasa hingga waktupun tertawakan jiwa-jiwa yang berlalu tertiup angin..." sungguh aku berdiri disamping seorang jelita, wanita penuh pesona, keindahannya bagai merah jingga sunrise cipta-Mu yang merona. -September 1998

#07Desember2019

semakin gencar ombak itu menerjang karang yang mulai rapuh... keputus asaan melanda diri dan lelaplah keindahan yang dulu tegar berlabuh... sebuah kisah cinta terukir indah haruslah pupus disudutkan kenyataan takdir nan keruh... sedihku dan sedihmu juga sedih kalian yang terpaksa menghempaskan cinta lelahkan hati serta tubuh... cinta terkadang membuat kita buta... melupakan resah hingga akhirnya berujung nestapa... tak peduli sekitar hingga hampir melupakan Sang Maha Pencipta... berulang kali mengabaikan dosa dan dosa... rasa saling percaya akhirnya tak berarti apa-apa... akhirnya ujung tombak itu mencabik-cabik kisah yang seharusnya indah... tak bisa menahan lagi terjangan gelombang besar hingga karang-karang itupun lepas dari tumpuannya dan bergeser jatuh dikedalaman lautan terbelah... dua anak manusiapun harus terpisah dibatas dua lembah... tak lagi bisa menggapai cintanya dalam pasrah... Sang Maha Cinta benar-benar menunjukkan Kuasa-Nya... rem

#situasi yang konflik

dimana Berlian lebih berharga dari pada nyawa... diri sendiri tiada arti demi mencapai kepuasan nafsu... begitu mudahnya peperangan mengambil nyawa seseorang dengan selongsong senapan ataupun granat, mortir serta rudal bahkan nuklir mengambil jiwa-jiwa yang sedih hanya karena kepuasan hawa nafsu tuk menguasai sesuatu yang tak abadi! apa pernah kita terfikirkan tuk sejenak merenungi ketidak pastian tujuan kita kedepannya?... terkadang rasa takut menghampiri dalam dilema kita tuk mencapai sesuatu... entah didalamnya berisikan dosa dan dosa, ataupun kita hanya bisa berfikir bahwa jalan kita masih panjang dan masih bisa memperbaiki kesalahan sekarang!... itupun jika kita benar-benar mengetahui takdir, namun apakah benar-benar kita mengetahui bahwa usia kita bisa mencapai esok pagi? ketika berlian lebih berharga dari pada nyawa, lalu kamu mengorbankan sekian banyak orang demi satu tujuan, dan apa akhirnya ketika kamu bisa melihat berlian itu tanpa kamu bisa nikmati disaat kam