Skip to main content

"Risau"..? Desember'2020

Melingkari hari demi hari...
Sesaat seperti buntu.. 
Seperti tiada ruang yg lapang lagi dihari esok dan esok...
Hati gundah dihimpit luasnya pemikiran tak berujung...
Semakin dalam semakin larut dalam kerenggangan antara sisi satu dan lainnya...
Melihat Bumi seperti enggan untuk kita pijak lagi...


Kalian pasti tau apa yang aku risaukan...
Ketika Bumi seakan enggan untuk dipijak lagi...
Maka tiada lagi yg akan kita lakukan kecuali berdiam diri hingga menunggu Bumi itu hancur luluh lantah, ataupun jasad yg kian renta mengikuti langkah takdir hingga menuju kematian...

Memandangi wabah yg berkepanjangan...
Mengubah segala kebiasaan yg telah ditentukan oleh Sang Khaliq...
Disitulah letak kesedihan dan risauku...

Tak menutup diri, aku ingin memaksa kaki ku yang sudah lelah tuk berpijak diatas Bumi lagi...
Walau Bumi seakan menangisi jejak jejak manusia yg melakukan keburukan dan kebaikannya diatas tanah-nya...

Ya, Allahu ya, Rabb... 
'Engkau' menciptakan langit dan Bumi beserta semesta...
Dan 'Kau' menciptakan Malaikat, Jin, Iblis dan setan, serta kami manusia dalam bentuk laku yg berbeda namun satu untuk takut dan bertaqwa kepada-Mu...
Tiada kekuasaan hati dalam sifat dan sikap manusia kecuali atas kehendak-Mu...
Maka ampunilah segala kesalahan kami baik yg terlihat maupun tak terlihat... Baik disengaja ataupun tak disengaja...
Lingkarilah hati kami untuk selalu berada dijalan yg Engkau Ridhai...

Aamiin.

Comments

Popular posts from this blog

Dalam sebuah perjalanan di Gunung Papandayan Ba'da kelar SMA 1997' silam. :). mengenang Alm.Darwin

*Ext.Pagi Dinihari jam 02:30 Dinihari di Terminal Garut. kami berlima turun dari Bis yang mengantar kami dari terminal Kampung Rambutan dari sejak sore hingga sampai ke Terminal Garut pagi-pagi buta Pukul 02:30, aku Erick Maulana, my best friends Darwin (alm), Aphet Trujillo, Keke, dan sikampret Aco Macho, turun dengan wajah masih setengah sadar karena mengantuk. ketika didepan terminal seperti biasa kami mengecek alat-alat bawaan, Aco Macho tampak celingukan lalu memandang Keke. Aco Macho: " (memandang Keke) Ke, gitar udeh dibawa belum?" Keke: " Oh iye, Co, gw lupa beneran dehc!" Aco Macho: "(sambil nyengir cengengesan) si beg* :D , gitar pake acara ketinggalan diBis, (sambil berdiri memandang Bis yang baru diparkir) ayo, Ke... kita ambil ke bis! Erick Maulana: " (nyengir) tau luh, Ke... gitar abang gw tuh, gw minjem sama die ampe matanya melotot, tapi akhirnye dipinjemin juga tuh gitar, ambil cepetan, Ke, Co!" Aphet Tru

Beserah bukan Menyerah*

*Beserah bukan Menyerah* Deburan ombak... Angin yg berdesir... Matahari senja yg sedikit tertutup awan... Kemilau di antara langit jingga... Dan bayangan seorang wanita yang berdiri ditepi laut terhanyut dalam renung... Dibawah pohon beralaskan pasir putih, kududuk sambil memandang lautan sunyi... Ahk... Benar benar sepi... aku tak tahu apa lagi yang harus lakukan tuk meyakinkan diri ini... agar tak hanya berdiri di atas duka dan dibawah duri yang melukai... Kilauan cahaya mentari menembus disela awan... aku memalingkan wajahku... Ranting kering itupun hanyut ditarik ombak lalu sang ombak menghempas kuat hingga ranting itupun kembali kedaratan... suasana menjadi kosong dan hampa... kehidupan membuatku semakin ingin berhenti berfikir saat ini.... diam bungkam membisu... tatapanku diujung lautan luas yang hampa... suara deburan ombak itu seperti dentuman bom yang menghajar isi kepalaku... lalu ku pejamkan mata dan rebah kepalaku di atas pasir putih... mata yang terpejam ini enggan tuk me

* WARNA DUNIA DARI MASA KE MASA *

setiap langkah kehidupan adalah nyata... ketika terjadi kadang seperti mimpi... masa lalu terasa sangat dekat... dan masa depan terasa sangat jauh... pada suatu masa aku melihat ribuan orang berteriak keadilan diatas mimbar beralaskan mobil pick up terbuka... wajahnya merah diantara menahan marah atau kepanasan karena sengatan matahari yang terik panas saat itu... hatinya berkobar kobar terlihat dari cara bicaranya yang keras... jiwanya meronta-ronta ketika terasa memang harus mengeluarkan segala masalah yang menggangu bathin dan hidupnya beserta suatu kaum yang tertindas... namun semuanya pupus terhalang tembok berpagar kawat dan hempasan air yang mendorong tubuh tubuh tanpa daya, bahkan terhujam oleh peluru peluru yang mengeluarkan asap pedas dimata... ya, mereka sedih... ya, mereka berduka karena merasa terbuang dan terbungkam oleh tirani yang sedang mabuk dunia... lalu terlihat mereka meluruskan kakinya dan menyenderkan tubuh dan kepalanya pada sebuah tembok sambil mengusap keringa